seperti bintang-bintang hilang di telan malam
bagai harus melangkah tanpa kutahu arah
lepaskan aku dari derita tak bertepi
saat kau tak di sini
seperti dedaunan berjatuhan di taman
bagaikan debur ombak mampu pecahkan karang
lepaskan aku dari derita tak berakhir
saat kau tak di sini
saat kau tak ada
atau kau tak di sini
terpenjara sepi
kunikmati sendiri
tak terhitung waktu
tuk melupakanmu
aku tak pernah bisa, aku tak pernah bisa
seperti dedaunan berjatuhan di taman
bagaikan debur ombak mampu pecahkan karang
lepaskan aku dari derita tak berakhir
saat kau tak di sini
saat kau tak ada
atau kau tak di sini
terpenjara sepi
kunikmati sendiri
tak terhitung waktu
tuk melupakanmu
aku tak pernah bisa, aku tak pernah bisa
seperti bintang-bintang hilang di telan malam....
"Simpanlah segala bentuk ungkapan cinta dan dekap di hati rapat-rapat. Allah akan menjawabnya dengan lebih indah di waktu yang tepat."
Mengenai Saya
Rabu, 08 Desember 2010
Simponi Persahabatan
catatlah sebaris namamu di langit sana
biar kupandang lekat lalu samar terbawa ke dalam buai tidurku
dan setiap malam, lalu setiap malam
dan bersinarlah engkau di tengah jubah pekat malam
bawa simponi persahabatan itu
agar kudengar di sela-sela lamunan tak bertepi
agar terasa di labirin-labirin hati yang berliku
tiupkan napas persahabatan aku dan kamu
ke dalam tubuhku
yang tlah terhimpit akan asa
tersenyumlah
berbahagialah!
biar kupandang lekat lalu samar terbawa ke dalam buai tidurku
dan setiap malam, lalu setiap malam
dan bersinarlah engkau di tengah jubah pekat malam
bawa simponi persahabatan itu
agar kudengar di sela-sela lamunan tak bertepi
agar terasa di labirin-labirin hati yang berliku
tiupkan napas persahabatan aku dan kamu
ke dalam tubuhku
yang tlah terhimpit akan asa
tersenyumlah
berbahagialah!
Selasa, 19 Oktober 2010
nyiur rindu
tarian angin membelenggu nasib
elus syaraf di ujung sabit
ninabobokan angan
dalam diamku
segaris senyum tipis mengintip malu
di ujung bulan
menyibak rindu-rindu
yang lama tak dijamah
gersang sapa
kering !
tak harap cinta-cintaku
damba kasih-kasihku
tidak !
kusentuh naluri di katup mata
sebaris nama berkilau-kilau menerpa
sibakkan daun-daun kering
dalam hati penuh nama
di ujung tenggorok namamu kuucap
namun niat engkau tak mau !
anggap aku di sebatas fatamorgana
timbul tenggelam di hadir di lorong jiwamu
nyanyikan seruling kasih tak bernada
menyeruak penuhi batinmu
hingga terasa pahit getir
di ujung lidah-lidahmu
janjimu .. yang tak akan pernah bernyawa
terlekang di sepanjang hayat ......
elus syaraf di ujung sabit
ninabobokan angan
dalam diamku
segaris senyum tipis mengintip malu
di ujung bulan
menyibak rindu-rindu
yang lama tak dijamah
gersang sapa
kering !
tak harap cinta-cintaku
damba kasih-kasihku
tidak !
kusentuh naluri di katup mata
sebaris nama berkilau-kilau menerpa
sibakkan daun-daun kering
dalam hati penuh nama
di ujung tenggorok namamu kuucap
namun niat engkau tak mau !
anggap aku di sebatas fatamorgana
timbul tenggelam di hadir di lorong jiwamu
nyanyikan seruling kasih tak bernada
menyeruak penuhi batinmu
hingga terasa pahit getir
di ujung lidah-lidahmu
janjimu .. yang tak akan pernah bernyawa
terlekang di sepanjang hayat ......
Jumat, 01 Oktober 2010
Tanya Hatimu
Kuarungi waktu dalam Diamku
Tenggelam bersama Tanya
Yang belum sampai dalam permukaannya
Tak nampak ada Jawab di ujung mata
Baru kutahu tlah terlukis kekecewaan di sana
Di ujung kalbu aku tersentak
Mengguncangkan naluri
Apa salahku?
Hingga indahmu tak lagi dapat kusela
Apa salahku?
Hingga kau bawa ragamu dari sudut rasaku bersama dengan harum sayangmu
Kenapa indah ini tak Pernah berpihak padaku?
Bahkan tak kau izinkan lagi batinku mengukirmu
Apa salahku?
Kenapa pula tak kau kunjungi lagi hati yang pernah kau singgahi
Hati yang pernah kau tebarkan bibit-bibit kasih
Tidakkan kau rasakan cukup dari dirimu?
Tidakkan kau rasakan berapa sakit kau regangkan nyawa ini demi sesaat
Saat kau ucapkan kata demi kata perpisahan
Saat kau torehkan bait demi bait kekecewaan
Sesalkan dirimu yang telah temui aku?
Malukan dirimu yang pernah cintai aku?
Sakitkan hatimu yang pernah berikan aku sekuntum bahagia itu?
Tak kumau jalan takdir begini parahnya
Tak kumau melihatmu berkasih dengan air mata
Tak kumau rasa kecewa jalari hatimu sedang aku tergolek nyenyak mengenangkan yang lampau
Kini bibit-bibit yang kau tanam berbuah pahit
Bertemankan duri
Hingga layu menggores asa
Adakan ini semua yang kumau?
Kumohon jawab cukup di palung hatimu saja
Mungkin kan kutemukan bahagiamu bahagiaku di sana.............
Makassar, 1 Oktober 2010
Tenggelam bersama Tanya
Yang belum sampai dalam permukaannya
Tak nampak ada Jawab di ujung mata
Baru kutahu tlah terlukis kekecewaan di sana
Di ujung kalbu aku tersentak
Mengguncangkan naluri
Apa salahku?
Hingga indahmu tak lagi dapat kusela
Apa salahku?
Hingga kau bawa ragamu dari sudut rasaku bersama dengan harum sayangmu
Kenapa indah ini tak Pernah berpihak padaku?
Bahkan tak kau izinkan lagi batinku mengukirmu
Apa salahku?
Kenapa pula tak kau kunjungi lagi hati yang pernah kau singgahi
Hati yang pernah kau tebarkan bibit-bibit kasih
Tidakkan kau rasakan cukup dari dirimu?
Tidakkan kau rasakan berapa sakit kau regangkan nyawa ini demi sesaat
Saat kau ucapkan kata demi kata perpisahan
Saat kau torehkan bait demi bait kekecewaan
Sesalkan dirimu yang telah temui aku?
Malukan dirimu yang pernah cintai aku?
Sakitkan hatimu yang pernah berikan aku sekuntum bahagia itu?
Tak kumau jalan takdir begini parahnya
Tak kumau melihatmu berkasih dengan air mata
Tak kumau rasa kecewa jalari hatimu sedang aku tergolek nyenyak mengenangkan yang lampau
Kini bibit-bibit yang kau tanam berbuah pahit
Bertemankan duri
Hingga layu menggores asa
Adakan ini semua yang kumau?
Kumohon jawab cukup di palung hatimu saja
Mungkin kan kutemukan bahagiamu bahagiaku di sana.............
Makassar, 1 Oktober 2010
Langganan:
Postingan (Atom)