Laman

Mengenai Saya

Foto saya
Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia

Senin, 11 Juli 2011

Metode Ilmiah Mengenai Cara Mengusir Nyamuk

Latar Belakang

Memasuki musim penghujan, ancaman DBD (Demam Berdarah Dengue) selalu mengintai. Telah banyak korban yang jatuh akibat terserang salah satu penyakit infeksi virus ini. Di Indonesia, terdapat 2 jenis virus pemicu penyakit demam berdarah, yakni chikungunya dan dengue. Namun virus dengue yang menjadi penyebab terpenting DBD, sehingga penyakit ini dikenal sebagai DBD (Demam Berdarah Dengue).
Penyakit ini dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini menyerang sistem pembekuan darah manusia. Hal ini bisa diketahui dari menurunnya kadar trombosit dalam darah si penderita. Kelompok usia 4-10 tahun merupakan usia yang paling berisiko tinggi terhadap penyakit ini, karena daya tahan tubuh anak pada usia ini belum sekuat orang dewasa. Nyamuk Aedes aegypti terutama betina dewasa, paling hobi menggigit pada pagi dan siang hari. Padahal, balita masih perlu tidur atau anak sekolah masih belajar pada jam tersebut!
Seseorang yang telah terserang Demam Berdarah akan mengalami gejala-gejala awal seperti demam tiba-tiba (±38.5-400ยบ C), nyeri perut, lesu, serta pendarahan kulit (tibul bintik-bintik merah). Gejala lain seperti sakit kepala, tubuh serasa ditusuk-tusuk, atau kejang. Gejala ini terjadi pada hari 1-3. Lalu gejala lanjutan pada hari 3-5 yang merupakan masa-masa paling genting. Sebab si penderita kelihatannya sudah sembuh. Selain demam hilang, penderita sudah mau makan/minum. Bila demam hilang, namun penderita tetap lesu, gelisah, enggan makan/minum dan nyeri perut, ini dinamakan tanda awal syok. Syok agak berat bila kesadarannya menurun, sesak napas, tubuh dingin dan lembab, kuku dan bibir kebiruan, dan sebagainya. Syok sangat berbahaya, sebab organ tubuh bisa kekurangan oksigen. Akibatnya fatal, yakni menyebabkan kematian dalam waktu singkat.
Dari Departeman Kesehatan pada tahun 2005, jumlah penderita demam berdarah se-Indonesia mencapai angka 20.800 orang dengan jumlah penderita terbanyak di pulau Jawa, yakni sebanyak 15.322 orang. Dan di tahun 2007, DBD menjangkiti  16.803 orang (267 orang di antaranya meninggal dunia). Sebuah angka yang tidaklah sedikit!
Akar dari penyakit mematikan ini ialah nyamuk. Jenis binatang yang sering dipandang sebelah mata oleh manusia namun bisa mengantarkan kematian dalam waktu singkat. Berangkat dari persoalan di atas, masyarakat pun berusaha mencari cara untuk menghindari infeksi virus tersebut.
Salah satu yang paling gencar dilakukan adalah menggunakan alat pengusir nyamuk, baik dalam bentuk bakar,  semprot, oles, maupun elektrik. Di masyarakat kita mengenal merk-merk seperti Baygon, Hit, Soffel, Autan, dan semacamnya. Kesemua merk tersebut ada yang berbentuk bakar, semprot, oles, dan elektrik. Namun semua merk tersebut pada prinsipnya memiliki khasiat yang sama, yaitu membunuh dan mengusir nyamuk. Bedanya hanya kemasan konsentrasi bahan aktif atau zat racunnya. Tetapi obat nyamuk bisa menjadi ancaman buat kita, apalagi anak kecil yang peka atau sensitif.
Obat nyamuk berbahaya buat manusia, sebab obat nyamuk mengandung bahan aktif yang termasuk golongan organofosfat. Bahan aktif ini adalah dichlorovynil dimethyl phosfat (DDVP), propoxur (karbamat), dan diethyltoluamide, yang merupakan jenis insektisida pembunuh serangga.
Memang, tak semua bahan aktif itu murni. Artinya, ada zat tambahan di dalamnya. Entah itu pewarna, pengawet, atau pun pewangi. Campuran bahan tambahan tadi untuk memberikan wewangian tertentu karena umumnya bahan aktif berbau kurang sedap. Namun, bahan-bahan tambahan ini pun berdampak pula pada kesehatan. Jadi berlipatgandalah dampak buruk obat nyamuk ini.
Racun nyamuk ditemukan pada semua jenis obat nyamuk. Pada obat nyamuk bakar, semprot, dan elektrik lebih cenderung untuk membunuh nyamuk, sedangkan pada obat nyamuk oles lebih pada pencegahannya, yaitu mengusir nyamuk. Namun kandungan di dalam semua bentuk obat nyamuk tersebut sama, yaitu mengandung racun nyamuk yang tentu saja membahayakan kesehatan.
Bahan aktif (zat racun) dari obat nyamuk masuk ke dalam tubuh, baik melalui pernapasan maupun kulit, lalu ke peredaran darah. Setelah itu menyebar pada sel-sel tubuh. Ada yang ke pernapasan, ke otak lewat susunan saraf pusat, dan lain-lain. Organ mana yang sensitif, itulah yang akan terkena. Tentunya karena obat nyamuk lebih pada hirupan, maka yang paling berperan adalah pernapasan. Sementara kalau lewat kulit sangat tergantung pada daya sensitivitas atau kepekaan kulit seseorang.
Jadi, segala bentuk obat nyamuk, baik berbentuk bakar, semprot, oles, maupun elektrik bukanlah cara yang baik untuk terhindar dari serangan nyamuk. Meski memang terbukti khasiatnya, namun memiliki efek sampinya yang buruk bagi kesehatan. Alih-alih ingin terhindar dari nyamuk Aedes aegypti, malah terserang penyakit pernapasan gara-gara sering menggunaka obat nyamuk melebihi kadar normal. Ironis!
Namun ada cara lain untuk mengusir nyamuk tanpa menimbulkan efek buruk bagi kesehatan kita. Yaitu mengusir nyamuk dengan cara yang alami atau tidak mengandung bahan-bahan kimia yang bersifat racun di dalamnya.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang timbul adalah bagaimana mengusir atau membasmi nyamuk dengan cara yang alami?


Penyusunan Hipotesis (Dugaan Sementara)

Cara alami untuk mengusir atau membasmi nyamuk berdasarkan hipotesis saya adalah sebagai berikut:
·         Menggunakan kelambu. Cara yang paling mudah dan sederhana. Kelambu sangat sering digunakan oleh bayi atau balita ketika sedang tidur untuk menghindari gigitan nyamuk. Kelambu juga dapat digunakan oleh orang dewasa, berbentuk segi empat berukuran 180x240x175 cm dan terdapat cantelan di setiap ujung untuk dihubungkan ke paku. Kelambu terbuat dari kain kasa dan dibentuk anyaman kecil sehingga nyamuk tidak bisa masuk ke dalam tempat tidur.
·         Bunga Geranium. Geranium mempunyai 3 varian, yakni Citrosa mosquito fighter, Citrosa queen of lemon dan Citrosa lady diana. Tanaman ini mengandung senyawa geraniol dan zat citronella yang dapat mengusir nyamuk, karena baunya tidak disukai nyamuk.
·         Bunga Lavender (Lavandula angustifolia). Bunga ini berwarna ungu kecil-kecil dan memiliki bau wangi yang khas tetapi tidak disukai nyamuk. Mengandung minyak atsiri yang tidak disukai nyamuk.
·         Tanaman Zodia (Evodia suaveolans). Merupakan tumbuhan dari suku jeruk-jerukan (Rutaceae) yang berasal dari Papua. Masyarakat Papua sering menggunakan tanaman ini untuk menghindari gigitan nyamuk dengan cara menggosok-gosoknya pada kulit. Pada tanaman ini mengandung zat evodiamine dan rutaecarpine.
·         Serai wangi. Lebih populer sebagai salah satu bumbu masak. Mengandung zat-zat geraniol, metilheptenon, terpen-terpen, terpen-alkohol, asam-asam organik dan sitronelal. Bau wangi dari serai juga tidak disukai oleh nyamuk. Dan zat sitronelal di dalamnya memiliki sifat racun kontak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar